Senin, 08 Oktober 2012

Perkembangan B.Indonesia di China


Menginjakkan kaki pertama kali di kota Beijing bagi seorang pemula di China seperti menjadi seorang yang buta huruf, bisu dan tuli karena semua tulisan dalam bahasa China, sedikit sekali tulisan yang berbahasa Inggris. Namun, setelah 3 bulan hidup di Kota Beijing, kesulitan bahasa dalam berkomunikasi bukanlah penyebab utamanya karena rupanya Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu tidak asing lagi ditelinga orang China. Kontak bahasa dan budaya antara Indonesia dan China sudah terjalin jauh sebelum perang kemerdekaan berlangsung, semisal kontak misi budaya delegasi Kerajaan Galuh dari Jawa Barat yang mempopulerkan Seni Angklung pernah menginjakkan kakinya di kota Siming (sekarang berubah nama menjadi Xiamen) provinsi Fujian China tahun 1912 jaman dinasti Qing.
Namun perkembangan Bahasa Indonesia di China “bagai kerapu diatas batu, hidup segan matupun tak mau”. Lebih parah lagi, ada fase kosong hubungan diplomatik antara Indonesia dan China yang terjadi pada periode tahun 1965-1988 yang menyebabkan perkembangan Bahasa Indonesia mencapai titik kelam yang hampir pupus. Untungnya masih banyak Indonesianis-Indonesianis yang dengan gigih tanpa pamrih tetap bersikukuh mempertahankan jurusan bahasa Indonesia di beberapa perguruan tinggi untuk terus hidup dan berkembang di RRC.
Berikut ini paparan perjalanan nasib Bahasa Indonesia di beberapa perguruan tinggi di RRC:
1. Peking University 
2.Beijing Foreign Studies University
3.Communication University of China (CUC)
4.Shanghai International Studies University (SHISU)
5.Guangdong Foreign Studies University (GDFSU)
6.Guangxi University for Nationalities (GXUN)
7.Guangxi Normal University (GXNU)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar